Imina atau imino adalah gugus fungsi atau senyawa kimia yang mengandung ikatan rangkap karbon-nitrogen. Atom nitrogen dapat melekat pada hidrogen (H) atau gugus organik (R). Jika gugus ini bukan atom hidrogen, maka senyawa tersebut kadang-kadang dapat dirujuk sebagai basa Schiff. Atom karbon atom memiliki tambahan dua ikatan tunggal.
Amina adalah
turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen
telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip
dengan ammonia seperti alkohol dan eter
terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer,
sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari
alkohol.
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang
terikat pada karbon yang mengandung
hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang
terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).
Titik didih amina
tersier lebih rendah dari pada amina primer atau sekunder yang bobot
melekulnya sepadan, dan titik didihnya
lebih dekat ke titik didih alkana yang bobot molekulnya bersamaan. Dan amina yang berbobot molekul rendah
larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Amina tersier
maupun amina sekunder dan primer dapat membentuk ikatan hidrogen karena
memiliki pasangan
elektron menyendiri yang dapat digunakan untuk membentukikatan hidrogen dengan
air.
berikut merupakan beberapa sifat fisis amina:
berikut merupakan beberapa sifat fisis amina:
Nama
|
Struktur
|
Titik Didih oC
|
Kelarutan dalam air
|
Metilamina
|
CH3NH2
|
-6.3
|
∞
|
Dimetilamina
|
(CH3)2NH
|
7.5
|
∞
|
Trimetilamina
|
(CH3)3N
|
3
|
∞
|
Etilamina
|
CH3CH2NH2
|
17
|
∞
|
Benzilamina
|
C6H5CH2NH2
|
185
|
∞
|
Anilina
|
C6H5NH2
|
184
|
37
/100 ml
|
Bila dibutuhkan perubahan gugus
fungsional untuk menghalangi gangguan dalam beberapa rangkaian reaksi sintesis,
salah satu caranya adalah dengan menggunakan gugus pelindung. Gugus pelindung
merupakan suatu turunan yang dapat dibuat dan kemudian dihilangkan. Tiga
syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih gugus pelindung adalah
sebagai berikut :
1.
Gugus
pelindung yang digunakan harus lebih reaktif
2.
Gugus
pelindung yang dipakai harus dengan mudah bereaksi dengan molekul target.
3.
Kondisi
reaksi dalam memasukkan gugus pelindung harus stabil.
4.
Dapat
dimasukkan pada kondisi reaksi lunak
5.
Gugus
pelindung harus dapat dengan mudah dihilangkan tanpa menggangu reaksi akhir.
Reaksi penggunaan gugus pelindung
pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang kereaktifan
berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya,
sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan proteksi atau
perlindungan terhadap gugus amino. Basa shiff dapat digunakan sebagai gugus
pelindung pada reaksi O-asilasi.
Gugus amino kitosan lebih reaktif
daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan
perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses
asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan
antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan
larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa
Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester
yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu
direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk melindungi gugus amina.
Kitosan laurat diperoleh dari reaksi transesterifikasi antara metil laurat
dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan menambahkan
natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat.
PEMBUATAN AMINA
a.
Pembuatan
amina primer
Untuk
pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama,
terbentuk sebuah garam – dalam hal
ini, etilamonuim bromida. Garam ini
sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen
dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan
demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi
reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam
campuran.
Amonia
mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya
amina primer, yakni etilamina.
Semakin
banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi
reaksi selanjutnya.
b. Pembuatan
amina sekunder
Reaksi
di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi
dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya.
Pada
tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida. Anggap
garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang
digantikan oleh gugus-gugus etil.
Lagi-lagi
terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam
ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut:
Amonia
mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya
amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua
gugus alkil terikat pada atom nitrogen.
c. Pembuatan amina tersier
Setelah
amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga
bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi
sebelumnya.
Pada
tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.
Lagi-lagi
ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini
dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan
berikut:
Amonia
mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya
amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga
gugus alkil terikat pada nitrogen.
Nomenklatur dan klasifikasi
Biasanya imina mengacu pada senyawa dengan konektivitas R 2 C = NR, seperti yang dibahas di bawah ini.
Dalam literatur yang lebih tua, imina mengacu pada analog aza dari epoksida. Dengan demikian, etilenemin adalah spesies cincin beranggota tiga C2H4 NH.
Dalam literatur yang lebih tua, imina mengacu pada analog aza dari epoksida. Dengan demikian, etilenemin adalah spesies cincin beranggota tiga C2H4 NH.
Imina terkait dengan keton dan aldehid dengan penggantian oksigen dengan kelompok NR. Ketika R = H, senyawa tersebut adalah imina primer, ketika R adalah hidrokarbil , senyawa tersebut adalah imina sekunder. Imina menunjukkan reaktivitas yang beragam dan biasanya ditemui di seluruh kimia. Ketika R 3 adalah OH, imine disebut oksime , dan ketika R 3 adalah NH 2 imina disebut hidrizon .
Imina primer di mana C melekat pada hidrokarbil dan H disebut aldimine primer ; imina sekunder dengan kelompok seperti ini disebut aldimine sekunder . Imina primer di mana C melekat pada dua hidrokarbil disebut ketimine primer ; imina sekunder dengan kelompok seperti ini disebut ketimin sekunder
Salah satu cara menamai aldimines adalah dengan mengambil nama radikal, hapus "e" akhir, dan tambahkan "-imine", misalnya ethanimine . Lihat artikel aldimine untuk konvensi penamaan lainnya.Secara
bergantian, sebuah imina dinamakan sebagai turunan dari karbonil,
menambahkan kata "imina" ke nama senyawa karbonil yang gugus oksonya digantikan oleh kelompok imino , misalnya imon sydone dan imina aseton (zat antara dalam sintesis), (acetone azine ).
N-sulfynili imines adalah kelas khusus imina yang memiliki gugus sulfinil yang terikat pada atom nitrogen.
Sintesis imina
Imina biasanya disiapkan oleh kondensasi amina primer dan aldehida dan keton kurang umum:
- RNH 2 + R′C (O) R ′ ′ → RN = C (R ′) (R ′ ′) + H 2 O
Dalam hal mekanisme, reaksi tersebut dilanjutkan melalui penambahan nukleofilik memberikan hemiaminal -C (OH) (NHR) - menengah, diikuti dengan eliminasi air untuk menghasilkan imina. (lihat
alkylimino-de-oxo-bisubstitution
untuk mekanisme terperinci) Kesetimbangan dalam reaksi ini biasanya mendukung senyawa karbonil dan amina, sehingga distilasi azeotropik atau penggunaan agen dehidrasi, seperti saringan molekuler atau magnesium sulfat , diperlukan untuk mendorong reaksi yang mendukung pembentukan imina. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa reagen seperti
Tris
(2,2,2-trifluoroethyl) borat
[B (OCH 2 CF 3 ) 3 ],pyrrolidine atau titanium ethoxide [Ti (OEt) 4 ] telah terbukti mengkatalisis pembentukan imina.
Ikatan dalam amina
Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia, suatu atomnitrogen
sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan
dengan sepasang elektronmenyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.
Suatu molekul amina
dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan bersifat
kiral;namin,enantiomer dari sebagian besar senyawa amina tidak dapat diisolasi
karena terjadinya inverse yang cepat antara bayangan-bayangan cermin pada
temperatur kamar. Inversi itu berlangsung lewat keadaan-transisi datar
(nitrogen sp2). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu menjentik sehingga
dindingdalam menjadi dinding luar, mirip payung yang terhenbus angin kencang.
Energi yang diperlukan untuk inversi ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali
energi untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon.
Jika suatu nitrogen amina mempunyai tiga
substituen yang berlainan dan pengubahan timbalbalik antara kedua struktur
bayangan cermin itu terhalang, maka dapatlah diisolasi sepasang enantiomer.
Basa Troger adalah suatu contoh molekul semacam itu. Titian metilena antara
kedua nitrogen mencegah pengubahan timbalbalik (inverkonversi) antara banyangan
cermin, sehingga basa Troger dapat dipisahkan menjadi sepasang enantiomer.
Kasus lain dimungkinkan adanya enantiomer
yang dapat diisolasi ialah pada garam amonium kuterner. Senywa ini secara struktur
mirip senywa yang mengandung atom karbon sp3. Jika empat gugus yang
berlainan terikat pada nitrogen, ion itu akan bersifat kiral dan garam itu
dapat dipisah sebagai enantiomer – enantiomer.
Penggunaan amina dalam sintesis
Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan
perhatian khusus dari para ahli kimia organik yang berkecimpung dalam
farmakologi dan ilmu pngetahuan biologis lainnya, karena banyak biomolekul yang
mengandung nirogen. Sebagian besar yang digunakan untuk mensintesis senyawa
nitrogen dari amina telah dibahas dalam buku lain.
Banyak
reaksi amina adalah hasil serangan
nukleofilik oleh elektron menyendiri dari nitrogen amina. Reaksi substitusi
suatu amina dengan alkil halida adalah suatu contoh dari amina yang bertindak
sebagai suatu nukleofil. Amina dapat juga digunakan sebagai nukleofil dalam
reaksi substitusi asil nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan
reagensia karbonilnya, maka diperoleh amida
sebagai produk. Jika reaksi karbonil berupa aldehid atau keton, produknya adalah imina (dari amina
primer, RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina sekunder, R2NH).
-NR3+OH-)
merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann dari amonium kuarter
hidroksida, lebih berguna sebagai suatu alat analitis dari pada suatu alat
sintetik, karena dihasilkan campuran alkena. (juga, suatu reaksi eliminasi
alkil halida merupakan jalur yang lebih mudah menuju alkena di laboratorium).
Bahkan spektroskopi nmr telah lebih bayak digunakan sebgai suatu alat bantu
dalam suatu struktur dari pada eliminasi Hofmann. Di pihak lain,pengubahan
suatu arilamina menjadi garam diazonium yang disusul reaksi substitusi, sangat
berguna dalam sitesis organik, dan untuk
memeriksa tipe senyawa yang mudah diperoleh dari garam arildiazonium.
Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai
dalam tumbuhan. Karena kebasaannya, beberapa amina ini dapat digunakan untuk
memisahkan asm-asam karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah striknina
(strychnine) dan brusina (brucine), keduanya dapat diisolasi dari biji bidara
laut (strychnos nux-vomica; kedua senyawa itu merupakanstimulan yang bersifat
racun dalam sistem syaraf pusat).
Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat diperoleh dari amina:
Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat diperoleh dari amina:
-
Garam amina
-
Amida
-
Imida
-
Enamina
-
Garam arildiazonium
-
Alkena
R3N + R’X R3NR’X- (Garam Amina)
|
||
O O
R2NH + R’CCl R2NCR’ (Amida)
|
||
RNH2 primer + R’2C O RN CR’2 (Imina)
|
||
O NR2
R2NH sekunder + R’2CHCR’ R’2C CR’
(Enamina)
|
||
ArNH2 ArN2+Cl- (Garam Arildiazonium)
|
||
R2CHCR2 R2C CR2 (Alkena)
|
GARAM AMINA
Garam
yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air. Larut
Banyak alokoloid (misalnya
kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk garam larut
('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke
larutan garam seperti amina bebas adalah dibebaskan.
Reaksi
suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl) atau suatu asam
karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu garam amina. Garam amina
lazim diberi nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam ammonium
tersubstitusi atau sebagai kompleks amina-asam.
(CH3)3N: + HCl
(CH3)3NH+ Cl-
trimetilamonium klorida
atau
trimetilamina hidroklorida
CH3CH2NH2
+ CH3CO2H CH3CH2NH3 -O2CCH3
etilamonium asetat
atau
etilamina aseta
Permasalahan / Pertanyaan :)
1. mengapa gugus amina cukup reaktif dibandingkan gugus hidroksil pada contoh modifikasi kitosan?
2. bagaimana kita mengetahui bahwa reaksi karbonil berupa aldehid atau keton itu produknya adalah imina?
3. mengapa garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air?
2. bagaimana kita mengetahui bahwa reaksi karbonil berupa aldehid atau keton itu produknya adalah imina?
3. mengapa garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air?
Malam saudari mutiara
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan pertama Amina adalah senyawa organik dan gugus fungsi yang mengandung nitrogen basa dengan pasangan elektron bebas. Perlindungan nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalama topik sintesis kimia.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 2
BalasHapusPenamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalamrantai terpanjang
–
termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugussamping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonilharus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.Penamaan aldehid bisa menggunakan sistem IUPAC atau penamaan secara Trivial.Sistem Tatanama IUPAC memberikan akhiran karakteristik
al
untuk aldehida. Sebagaicontoh, H
2
C = O adalah methanal,lebih umum disebut formaldehida. Karena gugus karbonilaldehid harus selalu terletak di ujung rantai karbon, diberi no 1, dan karena itumendefinisikan penomoran arah. Menurut Trivial, cara pemberian nama senyawa aldehiddilakukan dengan mengganti akhiran
–
at pada nama trivial asam alkanoat yang bersangkutandengan akhiran
–
aldehida.
Saya akan menjawab permasalahan no 3.
BalasHapusMengapa garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air?
Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk garam larut ('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam seperti amina bebas adalah dibebaskan.
Reaksi suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl) atau suatu asam karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu garam amina. Garam amina lazim diberi nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam ammonium tersubstitusi atau sebagai kompleks amina-asam.
Saya akan menjawab permasalahan ke 3, garam-garam dengan asam mineral adalah sama dengan garam-garamamonium dan terbentuk dalam larutan air dan pada keadaan tak mengandung air misalnya dengan mengalirkan gas hydrogen klorida ke dalam larutan eter dariamina, dalam hal mana garam amina memisah secara sempurna sebagai zat padat putih.
BalasHapusGaram-garam amina disebabkan oleh sifationnya, berbeda dengan amina dalam sifat – sifat fisiknya. Semua adalah takberbau, zat padat yang tak menguap, walaupun amina-amina asalnya diturunkan,berupa gas-gas atau cairan-cairan yang berbau dan semua tidak larut dalam eter atau dalam zat pelarut hidrokarbon, yang melarutkan macam-macam aminaorganik. Kecuali zat-zat yang berberat molekul tinggi sekali, garam-garam ini dapatsegera larut dalam air dan berada dalam larutan dengan keadaan terionisasi.Kelarutannya dalam air berkurang dengan penambahan asam mineral yang tepatdan ini dipakai untuk mendapatkan pengaruh ion bersama dalam kristalisasi garam-garam amina.Kebasaan amina alifatik sebanding dibandingkan amonia. Karena amina bersifat basa, maka apabila senyawa ini bereaksi dengan asam menghasilkan garam. Amina yang biasanya tidak larut air, umumnya larut dalam asam karena pembentukan garam yang bersifat larut air.
Permasalahan pertama....
BalasHapusGugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat.
Permasalahan pertama....
BalasHapusGugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat.
Saya akan menjawab permasalahan pertama Amina adalah senyawa organik dan gugus fungsi yang mengandung nitrogen basa dengan pasangan elektron bebas. Perlindungan nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalama topik sintesis kimia.
BalasHapusNo 3 garam-garam dengan asam mineral adalah sama dengan garam-garamamonium dan terbentuk dalam larutan air dan pada keadaan tak mengandung air misalnya dengan mengalirkan gas hydrogen klorida ke dalam larutan eter dariamina, dalam hal mana garam amina memisah secara sempurna sebagai zat padat putih.
BalasHapusKelarutannya dalam air berkurang dengan penambahan asam mineral yang tepatdan ini dipakai untuk mendapatkan pengaruh ion bersama dalam kristalisasi garam-garam amina.Kebasaan amina alifatik sebanding dibandingkan amonia. Karena amina bersifat basa, maka apabila senyawa ini bereaksi dengan asam menghasilkan garam. Amina yang biasanya tidak larut air, umumnya larut dalam asam karena pembentukan garam yang bersifat larut air.
Saya akan menjawab permasalahan pertama Amina adalah senyawa organik dan gugus fungsi yang mengandung nitrogen basa dengan pasangan elektron bebas. Perlindungan nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalama topik sintesis kimia.
BalasHapusTerdapat beberapa kecenderungan jenis-jenis ikatan yang terbentuk pada senyawaan organologam:
BalasHapusa. Senyawaan ionik dari logam elektropositif
Garam logam ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih stabil walaupun masih relatif reaktif. Adapun contoh gugus organik dalam garam-garaman tersebut seperti (C6H5)3C-Na+ dan (C5H5)2Ca2+.
b. Senyawaan yang memiliki ikatan -σ (sigma)
Senyawaan organologam dimana sisa organiknya terikat pada suatu atom logam dengan suatu ikatan yang digolongkan sebagai ikatan kovalen (walaupun masih ada karakter-karakter ionik dari senyawaan ini) yang dibentuk oleh kebanyakan logam dengan keelektropositifan yang relatif lebih rendah dari golongan pertama di atas
Saya akan menjawab permasalahan pertama Amina adalah senyawa organik dan gugus fungsi yang mengandung nitrogen basa dengan pasangan elektron bebas. Perlindungan nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalama topik sintesis kimia.
BalasHapusjawaban permasalahan no 1 Gugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk melindungi gugus amina. Kitosan laurat diperoleh dari reaksi transesterifikasi antara metil laurat dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan menambahkan natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan ke 3, garam-garam dengan asam mineral adalah sama dengan garam-garamamonium dan terbentuk dalam larutan air dan pada keadaan tak mengandung air misalnya dengan mengalirkan gas hydrogen klorida ke dalam larutan eter dariamina, dalam hal mana garam amina memisah secara sempurna sebagai zat padat putih.
BalasHapusGaram-garam amina disebabkan oleh sifationnya, berbeda dengan amina dalam sifat – sifat fisiknya. Semua adalah takberbau, zat padat yang tak menguap, walaupun amina-amina asalnya diturunkan,berupa gas-gas atau cairan-cairan yang berbau dan semua tidak larut dalam eter atau dalam zat pelarut hidrokarbon, yang melarutkan macam-macam aminaorganik. Kecuali zat-zat yang berberat molekul tinggi sekali, garam-garam ini dapatsegera larut dalam air dan berada dalam larutan dengan keadaan terionisasi.Kelarutannya dalam air berkurang dengan penambahan asam mineral yang tepatdan ini dipakai untuk mendapatkan pengaruh ion bersama dalam kristalisasi garam-garam amina.Kebasaan amina alifatik sebanding dibandingkan amonia. Karena amina bersifat basa, maka apabila senyawa ini bereaksi dengan asam menghasilkan garam
Saya akan menjawab permasalahan no 3.
BalasHapusMengapa garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air?
Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk garam larut ('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam seperti amina bebas adalah dibebaskan.