Sterokimia Considering In Planning
Synthesis
Stereokimia adalah
susunan ruang dari atom dan gugus fungsi dalam molekul umumnya, molekul organik
dalam obyek tiga dimensi yang merupakan hasil hibridisasi dan ikatan secara
geometri dari atom dalam molekul. Artinya bagaimana atom-atom dalam sebuah
molekul diatur dalam ruang satu terhadap ruang yang lainnya. Stereokimia
berkaitan dengan bagaimana penataan atom-atom dalam sebuah molekul dalam ruang
tiga dimensi.
Analisis retrosintesis
atau ‘sintesis terbalik’ adalah proses pemutusan ikatan pada molekul senyawa
menjadi bahan awal atau prekursor (starting material) yang sederhana dan
tersedia secara komersial. Analisis retrosintesis merupakan suatu bentuk
perencanaan sintesis, yang dapat dilakukan dengan diskoneksi (pemutusan ikatan)
dan functional group interconvertion (FGI).
FGI adalah proses
konversi suatu gugus fungsi menjadi gugus fungsi yang lain, dapat dilakukan
dengan reaksi substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi, reduksi, dan reaksi
lainnya. Analisis retrosintesis memberikan informasi mengenai starting material
apa saja yang bisa digunakan untuk mensintesis senyawa target.
Kekuatan
analisis retrosintesis menjadi bukti dalam rancangan sintesis. Sasaran analisis
retrosintesis adalah penyederhanaan struktur kimia. Seringkali, suatu sintesis
akan memiliki lebih dari satu jalur sintesis yang mungkin. Retrosintesis cocok
untuk mengungkap berbagai kemungkinan jalur sintesis yang berbeda dan
membandingkannya berdasarkan logika dan panjang jalur. Perlu suatu basis data
untuk setiap tahapan analisis, untuk menentukan komponen mana yang telah
tersedia dalam literatur. Jika hal ini terjadi, tidak perlu eksplorasi lanjutan
terhadap senyawa tersebut.
Analisis retrosintetik (retrosintesis) adalah teknik
untuk merencanakan sintesis, terutama molekul organik yang kompleks, dimana
molekul target kompleks (TM) direduksi menjadi urutan struktur yang semakin
sederhana di sepanjang jalur yang pada akhirnya mengarah pada identifikasi yang
sederhana atau bahan awal yang tersedia secara komersial (SM) dari mana
sintesis kimia kemudian dapat dikembangkan.
Analisis retrosintetik didasarkan pada reaksi yang
diketahui (misalnya Reaksi Wittig, oksidasi, reduksi dll.
Rencana sintetis dihasilkan dari analisis retrosintetik akan menjadi peta
jalan untuk memandu sintesis target molekul.
Sintesis dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar:
(i) sintesis Linear
(ii) Sintesis konvergen
Sintesis Linier
Dalam sintesis linier, molekul target disintesis melalui
suatu serangkaian transformasi linear.
Karena hasil keseluruhan sintesis didasarkan pada
tunggal rute terpanjang ke molekul target, dengan menjadi panjang,
linear sintesis menghasilkanhasil keseluruhan yang lebih
rendah. Sintesis linear penuh dengan kegagalan karena kekurangannya fleksibilitas
menyebabkan potensi kerugian besar dalam materi sudah diinvestasikan dalam
sintesis pada saat kegagalan.
Sintesis Konvergen
Dalam sintesis konvergen, fragmen kunci dari molekul target disintesis
secara terpisah atau independen dan kemudian dibawa bersama pada tahap
selanjutnya dalam sintesis untuk membuat target molekul.
Sintesis konvergen lebih pendek dan lebih efisien daripada sintesis linear
yang mengarah ke hasil keseluruhan yang lebih tinggi. Ini fleksibel dan
lebih mudah untuk dieksekusi karena independen sintesis fragmen dari
molekul target.
Diskoneksi
Pemutusan diwakili oleh garis bergelombang (⌇)
melalui ikatan terputus,
Panah retrosintetik (⇒): Panah
terbuka ini mewakili pergi dari molekul target "mundur" menjadi lebih
sederhana
molekul (retrons).
Panah sintetis (): Panah tertutup ini mewakili
masuk arah maju.
Fungsional kelompok interkonversi (FGI) menggambarkan suatu
proses mengonversi satu grup fungsional ke grup lain: mis. alkohol
untuk aldehida, alkuna ke alkena dll.
Meskipun FGI tidak menawarkan banyak keuntungan untuk
sintesis, ia menetapkan tahap untuk pemutusan berikutnya dari
menengah.
Dalam suatu sintesis stereoselektif, masing - masing
pusat berurutan diperkenalkan dalam hubungannya dengan stereocenter yang ada.
Kondisi ini biasanya sangat sulit dicapai. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya
bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer
pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau
manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar. Beruntungnya, diastereomer
biasanya mudah untuk dipisahkan, tetapi efisiensi suatu sintesis akan berkurang
denngan adanya separasi tsb. Jadi, kestereoselektifitasan yang tinggi merupakan
suatu tujuan penting dalam perencanaan sintesis.
Jika suatu senyawa ingin diperoleh dalam bentuk murni
secara enansiomer, maka suatu sintesis enansioselektif harus dikembangkan.
Dalam reaksi stereokimia, jika terdapat
diastereomer maka sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan
tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau
maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk
asli. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya memisahkan diastereomer itu sehingga diastereomer
bisa menjadi 0% dan enantiomer produk asli menjadi optimum.
Retrosynthetic Strategies
Strategi retrosintetik dibutuhkan karena pemilihan
bahan dasar (starting material) untuk reaksi sintesis didasarkan pada
reaksi retrosintetik tersebut sekaligus sebagai strategi atau pemandu dalam
melakukan reaksi sintesis.
Analisis retrosintetik hanya akan menghasilkan hasil
yang bermanfaat jika diarahkan ke beberapa tujuan. Tujuan dasarnya adalah untuk
menghasilkan prekursor yang sesuai dengan bahan awal yang tersedia. Kemudian,
diarahkan menjadi generasi prekursor yang lebih mudah disintesis daripada
target awal; prekursor tersebut cenderung lebih dekat dengan senyawa yang
tersedia daripada target awal. Analisis retrosintetik diarahkan untuk
penyederhanaan molekuler. Corey telah merumuskan lima jenis
strategi utama yang mengarah pada penyederhanaan yang diinginkan yaitu :
1. Functional-group
based strategies (strategi berdasarkan gugus fungsi)
2. Topological
strategies (strategi berdasarkan topologi)
3. Transform-based
strategies (strategi berdasarkan transformasi)
4. Structure-goal
strategies (strategi berdasarkan struktur tujuan)
5. Stereochemical
strategies (strategi berdasarkan stereokimia)
Stereochemical strategies berfokus pada penghapusan stereocenters (pusat
stereokimia) dibawah stereocontrol (kontrol stereokimia).
Stereocontrol dapat dicapai melalui kontrol mekanistik atau kontrol substrat.
Rekoneksi dilakukan untuk memindahkan stereocenter dari rantai alifatik (sulit
untuk diperkenalkan) ke dalam cincin (jauh lebih mudah dikenali).
7.2 Approaches to Planning Practical Organic Syntheses
Permasalahan dalam sintesis pada dasarnya adalah
masalah dalam desain dan perencanaan. Mengingat sintesis hanya menghasilkan 1
senyawa organik tertentu, dimana senyawa target telah didefinisikan secara
tepat, baik sebagai struktur maupun stereokimia. Maka selalu ada berbagai cara
agar tujuan tersebut dapat dicapai yaitu melalui penggunaan bahan awal yang
sama atau yang berbeda.
A. Methodology (Metode)
Metodologi umum dalam perencanaan sintesis melibatkan
dua langkah, yaitu (1) Mempertimbangkan berbagai cara yang memungkinkan
kerangka karbon yang diinginkan dapat dibangun, baik dari molekul yang lebih
kecil atau oleh perubahan pada beberapa kerangka yang ada. (2) Mempertimbangkan
pembentukan gugus fungsi yang diinginkan pada rangka karbon yang diinginkan
juga. Dalam banyak kasus, gugus fungsi yang diinginkan dapat dihasilkan sebagai
konsekuensi dari reaksi dimana kerangka yang diinginkan itu sendiri dihasilkan.
Pilihan rute terbaik biasanya dibuat dengan
mempertimbangkan :
1.
Ketersediaan bahan awal
2.
Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis
3.
Jumlah langkah pemisahan yang terlibat
4.
Hasil dari setiap langkah
5.
Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping
dan stereoisomernya.
B. Starting Materials (Bahan dasar)
Bahan awal organik termurah yang tersedia adalah
metana, etena, etin, propena, butena, benzena, dan metilbenzena (toluena).
Banyak bahan kimia yang dapat disiapkan dengan mudah dan hasil yang tinggi dari
salah satu hidrokarbon tersebut. Alasan lainnya karena relatif tidak mahal dan
banyak tersedia.
Some Principles in Control of Stereochemistry
Stereokontrol untuk cincin
sikloheksana dalam kimia organik sebagian besar difokuskan pada posisi
preferensial aksial/ekuatorial substituen pada cincin. Stereokontrol
makrosiklik difokuskan pada pemodelan substitusi dan reaksi dari cincin dalam
kimia organik, dimana unsur-unsur stereogenik jarak jauh memberikan pengaruh konformasi
yang cukup untuk mengarahkan hasil reaksi.
Dalam reaksi stereokimia, jika
terdapat diastereomer maka sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu sebelum
dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer
saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari
diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan
diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk
asli menjadi optimum.
Problem of substituents and stereoisomers
Situasi menjadi kompleks ketika kemungkinan isomer
yang tidak diinginkan akan dihasilkan juga pada langkah-langkah sintesis yang
berbeda. Reaksi yang menghasilkan isomer tunggal (reaksi diastereospesifik)
dalam hasil yang baik lebih disukai. Beberapa reaksi seperti Diels-Alder
menghasilkan beberapa stereopoint (titik dimana stereoisomer dihasilkan) secara
bersamaan dalam satu langkah dengan cara yang sangat dapat diprediksi. Namun,
senyawa murni pada step terakhir reaksi biasanya masih memiliki 50% enansiomer
yang tidak diinginkan, sehingga dapat menyebabkan penurunan drastis dalam
efisiensi rute. Sehingga diinginkan untuk memisahkan isomer optik sedini
mungkin sepanjang rute sintetis. Caranya dengan Chiron Approach,
dimana bahan awal yang tepat dipilih dari 'kolam kiral' yang tersedia dengan
mudah
Permasalahan:
1. Mengapa
dalam reaksi sterokimia diastereomer harus dipisahkan terlebih dahulu?
2.
Bagaimana cara untuk meningkatkan hasil dari reaksi
stereokimia agar didapat hasil optimum?
3. Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu
dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan.
Bagaimana caranya?
Saya akan menjawab pertanyaan no 1 dimana Diastereomer adalah stereoisomer yang bukan bayangan cermin satu dengan yang lainnya, mereka mirip tetapi tidak identik.jadi mengapa harus dipisahkan karena untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk asli menjadi optimum.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan pertama Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi-yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relative terhadap yang lain.
BalasHapusTiga aspek stereokimia yang akan dicakup :
Isomer geometric : bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan isomer.
Konformasi molekul : bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini dapat berubah.
Kiralitas (chirality) molekul : bagaimana penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar sebuah atom karbon dapat mengakibatkan isomer.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan yg ke 3
BalasHapusStereokontrol bisa dilakukan pada sistem asiklik maupun sistem siklik. Pada sistem asiklik, dimana reaksi molekul asiklik bisa menghasilkan stereoisomer, dan ketika seorang kimiawan merujuk pada ' mengontrol stereokimia " pada suatu reaksi, maka bisa jadi dibuat agar hanya dihasilkan satu stereoisomer . situasi semacam ini dimana kontrol stereokimia sangat dipengaruhi oleh : regioselektivitas ( markovnikov vs anti-markovnikoc), konfigurasi retensi vs inversi, selektivitas cis - trans, selektivitas syn-anti, dan pengaruh kelasi heteroatom.
3-metilheksanal dan 4-metilheksanal merupakan regioisomer. sebuah reaksi yang menghasilkan satu regioisomer sebagai produk utama bisa regioselektif atau regiospesifik.
Sebagai contoh, reaksi 2-metil-2-butena dengan HBr memberikan 2-bromo-2-metilbutana sebagi produk utama, suatu reaksi adisi markovnikov,jadi reaksinya sangat regioselektif. reaksi ini berjalan melalui pembentukan karboktion yang lebih stabil, yang bereaksi dengan ionnukleofilik . jika bromida anti- markovnikov ( 1-bromo-2-metilbutana) diinginkan, maka jalur makenisme yang berbeda harus dilakukan. reaksi alkena dengan HBr dan peroksida diproses melalui mekanisme radikal, menghasilkan 1-bromo-2-metilbutana, bromida anti-markovnikov
Dalam hal stereocontrol pada sistem siklik memiliki beberapa masalah yang sama dengan sistem asiklik. Metode dalam mengontrol regiokimia Markovnikov dan anti-markovnikow, juga retensi atau inversi dari konfigurasi. Akan sulit untuk memisahkan efek regiokimia dan retensi vs inversi dari isomer cis – trans dalam molekul siklik. Penambahan pada ikatan phi tersubstitusi menyebabkan isomer geometikal dan reaksi emmberikan isomer cis – trans dan hanya 3 diskusi yang akan dibahas untuk molekul siklik yakni : kontrol diastereoselektivitas, inversi konfigurasi dari pusat stereogenik, dan efek kelat pada heteroatom. Pengertian syn dan anti tidak mempunyai arti pada sistem siklis
Saya akan menjawab permasalahan no 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum??
BalasHapusMelalui (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 2.
BalasHapusDalam hal stereocontrol pada sistem siklik memiliki beberapa masalah yang sama dengan sistem asiklik. Metode dalam mengontrol regiokimia Markovnikov dan anti-markovnikow, juga retensi atau inversi dari konfigurasi. Akan sulit untuk memisahkan efek regiokimia dan retensi vs inversi dari isomer cis – trans dalam molekul siklik. Penambahan pada ikatan phi tersubstitusi menyebabkan isomer geometikal dan reaksi emmberikan isomer cis – trans dan hanya 3 diskusi yang akan dibahas untuk molekul siklik yakni : kontrol diastereoselektivitas, inversi konfigurasi dari pusat stereogenik, dan efek kelat pada heteroatom. Pengertian syn dan anti tidak mempunyai arti pada sistem siklis
Dalam hal stereocontrol pada sistem siklik memiliki beberapa masalah yang sama dengan sistem asiklik. Metode dalam mengontrol regiokimia Markovnikov dan anti-markovnikow, juga retensi atau inversi dari konfigurasi. Akan sulit untuk memisahkan efek regiokimia dan retensi vs inversi dari isomer cis – trans dalam molekul siklik.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan no 1 dimana Diastereomer adalah stereoisomer yang bukan bayangan cermin satu dengan yang lainnya, mereka mirip tetapi tidak identik.jadi mengapa harus dipisahkan karena untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk asli menjadi optimum.
BalasHapusNo 3 Stereokontrol bisa dilakukan pada sistem asiklik maupun sistem siklik. Pada sistem asiklik, dimana reaksi molekul asiklik bisa menghasilkan stereoisomer, dan ketika seorang kimiawan merujuk pada ' mengontrol stereokimia " pada suatu reaksi, maka bisa jadi dibuat agar hanya dihasilkan satu stereoisomer . situasi semacam ini dimana kontrol stereokimia sangat dipengaruhi oleh : regioselektivitas ( markovnikov vs anti-markovnikoc), konfigurasi retensi vs inversi, selektivitas cis - trans, selektivitas syn-anti, dan pengaruh kelasi heteroatom
BalasHapussaya akan menjawab permasalahan nmr 1 Jika suatu senyawa ingin diperoleh dalam bentuk murni secara enansiomer, maka suatu sintesis enansioselektif harus dikembangkan.
BalasHapusDalam reaksi stereokimia, jika terdapat diastereomer maka sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk asli menjadi optimum.
No 3 Stereokontrol bisa dilakukan pada sistem asiklik maupun sistem siklik. Pada sistem asiklik, dimana reaksi molekul asiklik bisa menghasilkan stereoisomer, dan ketika seorang kimiawan merujuk pada ' mengontrol stereokimia " pada suatu reaksi, maka bisa jadi dibuat agar hanya dihasilkan satu stereoisomer . situasi semacam ini dimana kontrol stereokimia sangat dipengaruhi oleh : regioselektivitas ( markovnikov vs anti-markovnikoc), konfigurasi retensi vs inversi, selektivitas cis - trans, selektivitas syn-anti, dan pengaruh kelasi heteroatom
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan pertama Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi-yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relative terhadap yang lain.
BalasHapusTiga aspek stereokimia yang akan dicakup :
Isomer geometric : bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan isomer.
Konformasi molekul : bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini dapat berubah.
Kiralitas (chirality) molekul : bagaimana penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar sebuah atom karbon dapat mengakibatkan isomer.