Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap dengan sebuah atom oksigen: C=O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam (misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga dengan oksigen C≡O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam (misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga dengan oksigen C≡O.
Sebelum
kita masuk ke diskusi tentang siklik hemiacetals dan hemiacetals, hanya
cepat ingat bagaimana mereka terbentuk. Mereka terbentuk ketika atom
oksigen alkohol menambahkan karbon karbonil Aldehida atau keton. Hal ini
terjadi melalui serangan nukleofilik kelompok hidroksil di gugus
karbonil elektrofilik. Karena alkohol nucleophiles lemah, serangan
karbon karbonil biasanya dipromosikan oleh protonation oksigen karbonil.
Ketika reaksi ini berlangsung dengan Aldehida, produk yang disebut
'hemiacetal'; dan ketika reaksi ini berlangsung dengan keton, produk
disebut sebagai 'hemiketal'.
Molekul (Aldehida atau keton), yang mengandung alkohol dan gugus karbonil, sebaliknya dapat mengalami reaksi intramolecular untuk membentuk hemiacetal siklik / hemiketal. Ini, sebaliknya, lebih stabil dibandingkan dengan tensil hemiacetals/hemiketals. Stabilitas siklik hemiacetals/hemiketals sangat tergantung pada ukuran ring, dimana 5 & 6 beranggota cincin umumnya yang disukai.
Dalam reaksi pembentukan cincin pada senyawa karbonil, salah satunya dikenal reaksi Diels-Alder.
Reaksi
di atas dianamakan reaksi sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini
membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam satu tahap dan merupakan metode
umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi ini, 2 reaktan bereaksi
bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana dua ikatan C-C
baru terbentuk dalam waktu yang sama.
Reaksi
ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki
gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan
berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon ,
dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
Pada
semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke
karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron.
sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang
kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi,
potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa
gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi
kurang kaya elektron.
Reaksi Diels-Alder
REAKSI PEMBENTUKAN CINCIN(Pembentukan Cincin Medium)
Tahap pertam, : Pada tahap ini terjadi reaksi substitusi –OMe.
Tahap kedua, : Pada tahap ini, CN direduksi oleh LAH menjadi NH2.
Intramolecular hemiacetal dan hemiketal pembentukan sering ditemui dalam kimia gula. Hanya untuk memberikan sebuah contoh: dalam larutan, ~ 99% glukosa ada dalam bentuk hemiacetal siklik dan hanya 1% dari glukosa yang ada dalam bentuk terbuka.
Sebuah cincin yang membentuk reaksi atau cincin-penutupan reaksi dalam kimia organik adalah istilah umum untuk berbagai reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke molekul. Heterocycle yang membentuk reaksi adalah satu reaksi yang memperkenalkan heterocycle baru. [1] [2] penting kelas cincin membentuk reaksi meliputi annulations [3] dan cycloadditions.
Cincin bernama membentuk reaksi
Reaksi pembentukan cincin bernama meliputi (tidak lengkap):
Azide-alkyne Huisgen dienae
Reaksi Bischler-Napieralski
Sintesis karbazol Margna
Danheiser annulation
Reaksi Diels-Alder
Fischer indole sintesis
Larock indole sintesis
Sintesis Paal-Knorr
Reaksi Pictet-Spengler
Reaksi Pomeranz-Fritsch
Penutupan cincin metatesis
Robinson annulation
Reaksi Skraup
adalah sebuah reaksi kimia antara fenilhidrazina (bersubstituen) dengan aldehida atau keton di bawah kondisi asam yang menghasilkan heterolingkar aromatik indola. Reaksi ini ditemukan pada tahun 1883 oleh Hermann Emil Fischer. Zaman sekarang, obat-obatan antimigrain sering disintesis menggunakan metode ini.
Pilihan penggunaan katalis asam sangatlah penting. Asam Bronsted seperti HCl, asam sulfat, asam fosfat, dan asam p-toluenasulfonat dapat digunakan. Asam Lewis seperti boron trifluorida, seng klorida, perak klorida, dan aluminium klorida juga merupakan katalis yang cukup baik.
Beberapa tinjauan terhadap reaksi ini telah dipublikasikan.
Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.
Asam metanasulfonat juga dapat digunakan sebagai katalis asam pada reaksi ini
Reaksi Diels-Alder
merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis
organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1)
dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat
bertindak sebagai dienofil.
Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi
ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan
cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk
berotasi. Trans dienofil (4) akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil
Pada
reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk
endo. Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron
dan dienofil terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru
terbentuk. Dalam praktek, produk endo umumnya lebih dominan karena
merupakan produk kinetik, sementara produk ekso yang lebih stabil
merupakan produk termodinamik.
Tahap kedua, : Pada tahap ini, CN direduksi oleh LAH menjadi NH2.
Tahap ketigaa, : Pada
tahap ini, gugus pelindung Bn dihilangkan dengan menggunakan katalis
Pd, karbon untuk menyerap air dan methanol untuk mengasamkan.
Tahap keempat, : Pada tahap selanjutnya adalah dengan mengoksidasi senyawa yang telah didapat dan menggunakan metanol sebagai pelarut.
Pada reaksi pembentukan cincin karbonil dapat direaksikan dengan gugus siklik ataupun benzena, berikut ini adalah contohnya:
– Reaksi benzena dengan mensubstitusi atom H oleh gugus asil
– Gugus
asil adalah gugus yang diturunkan dari asam benzoat (—COOH) dengan
menghilangkan gugus hidroksil-nya (—OH) dan diberi nama akhiran -oil
– Menggunakan katalis AlCl3
– Hasil akhir (produk) berupa benzena dengan gugus keton yang berikatan dengan gugus metil.
Intramolecular hemiacetal dan hemiketal pembentukan sering ditemui dalam kimia gula. Hanya untuk memberikan sebuah contoh: dalam larutan, ~ 99% glukosa ada dalam bentuk hemiacetal siklik dan hanya 1% dari glukosa yang ada dalam bentuk terbuka.
Sebuah cincin yang membentuk reaksi atau cincin-penutupan reaksi dalam kimia organik adalah istilah umum untuk berbagai reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke molekul. Heterocycle yang membentuk reaksi adalah satu reaksi yang memperkenalkan heterocycle baru. [1] [2] penting kelas cincin membentuk reaksi meliputi annulations [3] dan cycloadditions.
Cincin bernama membentuk reaksi
Reaksi pembentukan cincin bernama meliputi (tidak lengkap):
Azide-alkyne Huisgen dienae
Reaksi Bischler-Napieralski
Sintesis karbazol Margna
Danheiser annulation
Reaksi Diels-Alder
Fischer indole sintesis
Larock indole sintesis
Sintesis Paal-Knorr
Reaksi Pictet-Spengler
Reaksi Pomeranz-Fritsch
Penutupan cincin metatesis
Robinson annulation
Reaksi Skraup
Bagian
carbanion ylid fosfonium bertindak sebagai nucleophile, dan serangan
kelompok cabonyl Sikloheksanon. Ini menghasilkan oksigen bermuatan
negatif yang kemudian dapat menyerang fosfor yang bermuatan positif,
memberikan empat-beranggota cincin yang disebut oxaphosphetane.
Struktur cincin ini tidak stabil dan bisa runtuh dengan cara yang membentuk dua ikatan rangkap. Mekanisme yang terpadu dan memberikan alkena yang merupakan produk, bersama dengan fosfin oksida yang menyediakan kekuatan pendorong termodinamika.
Struktur cincin ini tidak stabil dan bisa runtuh dengan cara yang membentuk dua ikatan rangkap. Mekanisme yang terpadu dan memberikan alkena yang merupakan produk, bersama dengan fosfin oksida yang menyediakan kekuatan pendorong termodinamika.
Mekanisme Reaksi Adisi Siklo (Diels-Alder)
Reaksi
adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi
dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat
berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk
konformasi s-cis.
Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu
ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan
pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga
menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar
berikut.
Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan
salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π
yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi,
sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah
dibantu dengan pemanasan. Contoh s-trans alkadiena yang tidak dapat
mengalami perubahan konformasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Mekanisme
reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron
pada diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana
dijelaskan melalui gambar berikut.
Sikloalkadiena dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo,sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pada
reaksi antara dienofil benzoquinon dengan 2 eqivalen diena, diena
tersebut dapat bereaksi dua kali, sebagaimana dijelaskan melalui Gambar
berikut.
Reaksi Diena terkonjugasi dengan Alkena
Diena terkonjugasi mengalami beberapa reaksi yang unik. Salah
satunya ditemukan pada tahun 1928 ketika Otto Diels dan Kurt Alder
menunjukkan bahwa banyak diena terkonjugasi mengalami reaksi adisi
dengan alkena atau alkuna tertentu. Jenis reaksi antara diena
terkonjugasi dan alkena tersubstitusi (umumnya dinamakan sebagai dienofil), membentuk sikloheksena tersubstitusi dinamakan reaksi Diels-Alder. Atas penemuan ini mereka berhasil mendapatkan hadiah Nobel di bidang Kimia pada tahun 1950.
Reaksi Diels
Alder merupakan reaksi sikloadisi yang bergantung pada suhu dan
mekanismenya melibatkan tumpang tindih antara orbital sigma dan orbital
pi. Reaksi ini terjadi antara molekul dengan dua ikatan rangkap dua
terkonjugasi (diena) dan molekul dengan satu ikatan rangkap dua
(dienofil) serta menghasilkan dua ikatan karbon-karbon yang baru dan
satu molekul sikoheksana yang tidak jenuhdalam satu
langkah.
Gambar 6. Reaksi Diels - Alder
Reaksi Diels-Alder
adalah proses perisiklik, yang terjadi pada satu langkah dengan
pendistribusian kembali elektron ikatan secara melingkar (siklik). Dua
ikatan reaktan yang sederhana bersatu melalui keadaan transisi siklik
dan dua ikatan karbon baru terbentuk pada saat yang sama. Pada keadaan
transisi Diels- dua karbon alkena dan karbon 1,4 pada diena
terhibridisasi ulang dari sp2 menjadi sp3 untuk membentuk dua ikatan tungggal baru, sehingga karbon 2,3 pada diena terhibridisasi sp2 membentuk ikatan rangkap baru pada produk sikloheksena (Mc Murry, 2008).
Gambar 7. Perubahan hibridisasi pada reaksi Diels – Alder
Reaksi Diels – Alder
disebut juga sikloadisi (4 + 2) karena cincin terbentuk oleh interaksi 4
elektron π pada diena dan 2 elektron π pada alkena atau alkuna (Wade,
2006).
Dalam reaksi Diels – Alder, diena adalah gugus yang kaya elektron, sedang dienofil (diene – lover) adalah gugus yang miskin elektron.
Gambar 8. Mekanisme reaksi Diels – Alder
Reaksi
Diels – Alder akan terjadi lebih cepat jika dienofil mempunyai gugus
substituen penarik elektron, karena substituen penarik elektron ini
menyebabkan ikatan rangkap dua atau tiga dari dianofil menjadi
terpolarisasi positif. Berikut adalah gambar potensial elektrostatik
yang menunjukkan C ikatan rangkap berkurang kenegatifannya akibat
substituen penarik elektron.
Gambar
9. Potensial elektrostatik etilena, propenal dan propenanitril yang
menunjukkan adanya gugus penarik elektron menyebabkan C ikatan rangkap
berkurang kenegatifannya.
Contoh dienofil yang sering digunakan dalam reaksi Diels – Alder :
Saat diena berbentuk siklik, maka produk bisiklik akan diperoleh dalam reaksi Diels-Alder. Faktanya, reaksi ini adalah salah satu cara terbaik untuk membuat senyawa bisiklik.
Gambar 10. Pembentukan senyawa bisiklik dengan reaksi Diels - Alder
Sintesis indola Fischer
adalah sebuah reaksi kimia antara fenilhidrazina (bersubstituen) dengan aldehida atau keton di bawah kondisi asam yang menghasilkan heterolingkar aromatik indola. Reaksi ini ditemukan pada tahun 1883 oleh Hermann Emil Fischer. Zaman sekarang, obat-obatan antimigrain sering disintesis menggunakan metode ini.
Pilihan penggunaan katalis asam sangatlah penting. Asam Bronsted seperti HCl, asam sulfat, asam fosfat, dan asam p-toluenasulfonat dapat digunakan. Asam Lewis seperti boron trifluorida, seng klorida, perak klorida, dan aluminium klorida juga merupakan katalis yang cukup baik.
Beberapa tinjauan terhadap reaksi ini telah dipublikasikan.
Mekanisme reaksi
Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.
Modifikasi Buchwald
Dengan menggunakan kimia paladium yang dikembangkan MIT oleh Stephen Buchwald, sintesis indola Fischer dapat dilakukan dengan menggunakan aril bromida sebagai bahan awal.Asam metanasulfonat juga dapat digunakan sebagai katalis asam pada reaksi ini
Permaslahan :
1. Selain Reaksi Diels-Alder ada juga Reaksi Pictet-Spengler. apakah Reaksi Picete-Spengler ini juga membuat cincin sintesis organik? bgaimana cara Reaksi Picete-spengeler ini membuat cincin organik? dan apakah reaksi ini seperti reaski Diels-Alder yang berlangsung antara diena tekonjungsi dengan suatu denofil ?
2. Reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi berada dalam bentuk konformasi s-cis. bagaimana jika dalam trans, apakah tidak akan terjadi reaksi?
.
Selamat malam !no2.
BalasHapusreaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.
Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan yg ke 2
BalasHapusDalam reaksi Diels – Alder, diena harus memiliki konformasi s-cis, bukan s-trans. Fakta eksperimen membuktikan bahwa diena tertutup dengan konformasi s-trans tidak reaktif dalam reaksi Diels – Alder. Pada keadaan transisi reaksi Diels-Alder, diena dan dienofil saling mendekat pada bidang datar paralel. Dari gambar terlihat bahwa diena berada pada konformasi s-cis. Ikatan terbentuk oleh overlap atau tumpang tindih awan elektron π dari kedua molekul.
Perbandingan laju reaksi antara konformasi s-cis dan s-trans terdapat pada reaksi antara 1,3-pentadiena dan maleat anhidrat seperti berikut.
Konformasi s-cis bereaksi dengan maleat anhidrat dengan laju sekitar seribu kali lebih cepat dari konformasi s-trans (Loudon: 1995).
Adanya substituent pada diena konjugasi mempengaruhi reaktivitas diena dalam reaksi Diles-Alder. Efek sterik dari cabang mempengaruhi kestabilan atau bahkan membuat tidak stabil bentuk s-cis dari diena, sehingga keadaan transisinya mempunyai energi tinggi dan laju reaksinya menjadi lambat.
Berbeda dengan diena yang harus berada pada konfomasi s-cis, konformasi dienofil dalam reaksi Diels-Alder dapat berada pada posisi s-cis dan s-trans, sehingga produk reaksi juga berada pada konformasi cis dan trans.
Baiklah saya akn mncoba mnjawab permasalahan anda yang pertama yaitu Reaksi adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.
BalasHapusJika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan. Contoh s-trans alkadiena yang tidak dapat mengalami perubahan konformasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Mekanisme reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron pada diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana dijelaskan melalui gambar berikut.
Sikloalkadiena dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pada reaksi antara dienofil benzoquinon dengan 2 eqivalen diena, diena tersebut dapat bereaksi dua kali, sebagaimana dijelaskan melalui Gambar berikut.
portalkimor.blogspot.com/2016/06/mekanisme-reaksi-adisi-siklo-diels-alder.html?m=1
Saya akan mencoba menjawab permasalahan yg ke 2
BalasHapusDalam reaksi Diels – Alder, diena harus memiliki konformasi s-cis, bukan s-trans. Fakta eksperimen membuktikan bahwa diena tertutup dengan konformasi s-trans tidak reaktif dalam reaksi Diels – Alder. Pada keadaan transisi reaksi Diels-Alder, diena dan dienofil saling mendekat pada bidang datar paralel. Dari gambar terlihat bahwa diena berada pada konformasi s-cis. Ikatan terbentuk oleh overlap atau tumpang tindih awan elektron π dari kedua molekul.
Perbandingan laju reaksi antara konformasi s-cis dan s-trans terdapat pada reaksi antara 1,3-pentadiena dan maleat anhidrat seperti berikut.
reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.
BalasHapusJika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konform
Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1. yaitu reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik. Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis.
BalasHapusNo 2 Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis
BalasHapusBaiklah saya akn mncoba mnjawab permasalahan anda yang pertama.
BalasHapusReaksi adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik.
Mekanisme reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron pada diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana dijelaskan melalui gambar berikut.
BalasHapusSikloalkadiena dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo
Baiklah saya akn mncoba mnjawab permasalahan anda yang pertama.
BalasHapusReaksi adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik.
saya akan menjawab permasalahan yang ke 2. Pembentukan senyawa siklik dapat melalui reaksi Diels-Alder. Reaksi Diels-Alder merupakan reaksi yang berlangsung antara diena terkonjugasi dengan alkena tersubstitusi. Alkena tersubstitusi umumnya dinamakan dienofil. Hasil reaksi akan membentuk sikloheksena tersubstitusi. Reaksi Diels-Alder hanya dapat berlangsung pada diena terkonjugasi berda dalam bentuk koformasi s-cis. Reaksi Diels-Alder melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik,
BalasHapusJika ingin memebentuk sikloheksana menggunakandiena terkonjugasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis,
Namun tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.